Ar-rahman, standard sayangnya Allah kepada hambanya bukan ditandai dengan lancarnya rezeki, meskipun kelancaran rezeki jadi salah satu bentuknya. Perlu diagnosa sebelum meyakini, kelancaran rezeki karena kasih sayangNya.
Malah bisa jadi kelancaran rezeki dan kelapangan didalam hidup yang sedang dijalani justru bentuk tahapan azab yang diberikan Allah SWT untuk seorang manusia. Ini dikenal dengan Al Istidraj.
Dalam sebuah Hadist dijelaskan :
Dari Uqbah bin Amir, dari Rasulullah SAW:
“Apabila kamu melihat Allah mengaruniakan dunia kepada seorang hamba sesuai dengan yang ia inginkan, sementara ia tenggelam dalam kemaksiatan, maka ketahuilah itu hanya istidraj darinya”, kemudian Rasulullah SAW membaca firman (QS: Al-anam:44) “ Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam dalam keputus asaan”.
Didunia ini mungkin memiliki harta yang banyak merupakan sebuah kebanggaan sehingga kita bisa membeli apapun yang kita mau didunia ini.
Diagnosa Rezeki
Jikalau Allah mempunyai sebuah standar sayang didunia berupa harta yang melimpah, mungkin Qarunlah orang yang paling disayangi oleh Allah SWT. Tapi sesungguhnya bukan itu standar sayang Allah kepada manusia, terbukti karena keserakahan dan meninggalkan perintah Allah SWT akhirnya Qarun beserta hartanya dihancurkan oleh Allah dengan ditelan kebumi.
Terkadang kita suka mengira, orang yang banyak ujian dan cobaan dalam hidup itu tanda dia dimurkai oleh Allah. Sesungguhnya sebuah cobaan yang Allah SWT berikan kepada seseorang sebagai bentuk sayang dan cintanya Allah kepada orang tersebut.
Karena cobaan didunia itu boleh jadi diberikan Allah sebagai penghapus dosa – dosa seseorang didunia, serta tahapan kenaikan tingkat pada level iman yang lebih tinggi.
5 Tahapan Istidraj
Semua tindakan maksiat yang Allah balas dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk beristighfar, sehingga dia semakin dekat dengan adzab sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan semua hukumannya, itulah istidraj.
Dalam surat Al-An’am ayat 44 di atas yang disebutkan Rasulullah, ada 5 fase yang akan dihadapi orang yang tidak mengindahkan agama Islam ini sebagai janji Allah yang selalu akan berlaku dan tidak akan berubah-ubah sepanjang zaman.
1. Falamma nasuu
Tatkala mereka melupakan peringatan-peringatan agama. Dalam membahas kata nasuu, Raghib Asfahani memperingatkan bahwa melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan oleh hati yang lemah, kelalaian dan disengaja (kesengajaan). Dengan ini maka melupakan itu bukan artinya tidak ingat atau tidak sadar, tetapi juga dalam bentuk kesengajaan.
2. Fatahna alaihim abwaba kulli syai’
Kami bukakan kepada mereka pintu segala sesuatu, entah pintu curang, khianat, zalim, sombong, ataukah pintu mabuk kemegahan, kecantikan, kekuasaan, dan sebagainya. Allah membukakan, malah membiarkan saja apa yang diperbuat oleh hambanya itu menjadi rezeki dengan mudahnya. Tanpa ada sesuatu teguran ghaib atau sejenisnya.
3. Hatta idza farihuu bima utuu
Sampai mereka gembira mendapatkan apa yang sesuai dengan nafsu dan keinginannya. Apa maunya mereka itu maka Allah akan mengulurkan segala sesuatunya sehingga mereka tambah terperdaya dan hanyut mendekati titik kehancuran dan keruntuhannya. Ditandai dengan kesenangan yang akan merenggut segala sesuatunya.
4. Akhadznahum baghtatan
Kami akan bertindak (memberi azab) dengan sekonyong-konyong, bukan di akhirat yang masih jauh, tetapi di dunia ini di tengah-tengah mata orang banyak, di atas hamparan kesenangan yang sekian lama memperdayakannya. Baghtatan dalam tahapan istidraj disini berarti datangnya siksaan Allah tanpa dapat diduga lebih dahulu, selayaknya pertolongan ALLAH yang cepat dan tak dapat diduga.
5. Fa idza hum mublisun
Akhirnya mereka dengan direnggutkan dari segala yang ada itu menjadi mublisun, prihatin yang sangat, panik berantakan, melihat gelap masa depannya, putus asa, dan (mungkin) juga ada sedikit penyesalan. Tinggallah mereka menjalani akhir proses istidraj, bukan saja sakit dan perihnya akibat yang ditimpakan Allah, tetapi juga, pandangan sinis, dan bisa saja ejekan orang.
Nah, untuk teman teman yang sedang berbisnis – termasuk bisnis sampingan – coba diagnosa apa rezeki yang mampir ini sebab di ulur apa memang bersih. Cek apa kita kena 10 perkara dosa besar atau ngak?