Industri travel saat ini sedang panas panasnya, sedang booming. Yang tadinya ngak suka jalan sekarang demen traveling, yang dulunya suka berpetualang sekarang semakin jarang pulang …kelamaan travelling.
Yah..saya sendiri pun juga begitu, sekarang kalau travelling minimal 2 mingguan.
Perkembangan Industri kreatif digital terkhusus social media memang dampaknya sangat besar, ajang eksis dan berbagi gambar semakin membuat orang-orang punya obsesi baru. Jalan-jalan, dan foto foto di tempat keren, selain dokumentasi pribadi juga untuk dibanggakan ke teman teman.
Kenapa HARUS dibanggakan ke teman teman?
Menurut penelitian, mayoritas behaviour konsumen di Indonesia selain gemar bersocial media, juga sangat bergantung pada pengakuan dari orang lain. Melihat dampak social media ini…
Lalu apa saja hal yang berubah di bisnis travel wisata ini akibat perkembangan Industri kreatif digital. Selain tentunya booming turis di mana-mana? dan Bagaimana menyiapkan strategi pemasaran bisnis travel tour & travel
Online Booking Transaction
Karakter Generasi Milenial tidak hanya fasih memanfaatkan internet untuk pembayaran digital product hingga hunting informasi sebelum memulai travelling. Tapi mereka juga sudah terbiasa memesan tiket pesawat, hotel, kereta api bahkan tiket masuk berbagai atraksi wisata via online. Alasannya mereka sederhana, karena pembelian online dirasa lebih praktis, tak perlu antri, tak terikat dengan jadwal tour, lebih murah atau tak perlu takut kehabisan.
Saya pernah berbincang dengan beberapa pengusaha penjual tiket pesawat, mereka menyebut pasarnya sudah turun 60% digerus Online Travel Agent (OTA) dan hal ini pun diamini kenalan saya, salah satu analyst dari Traveloka.
Pun dengan tim marketing hotel baik tempat wisata seperti Bali hingga kota metropolitan seperti Jakarta, mereka bilang bahwa pemesanan via online pun saat ini jumlahnya sudah sangat signifikan menggeser penyedia bisnis travel.
Sebenarnya hal ini pun menggelisahkan pemilik hotel dan penyedia jasa transportasi, sebab harga yang ditawarkan OTA lebih rendah dibandingkan Offline Travel Agent. Yang berarti margin profit serta kesepakatan biaya antara pemilik hotel dan penyedia jasa transportasi akan lebih rendah dibanding jika mereka mampu menjualnya sendiri.
Zero Moment of Truth (ZMOT)
Anda pemilik bisnis travel, bisnis hotel, ataupun yang terkait dengan bisnis travel wisata, “Apakah merasakan Trip Advisor saat ini menjadi standar di bisnis travel wisata?”
Yang apabila tidak eksis di sana atau memiliki review yang jelek di sini maka ini bisa jadi signal buruk. Alamat sepi pengunjung dan penurunan profit. Tidak mengeherankan karena Tripadvisor adalah salah satu sumber utama bagi pelancong dari seluruh dunia.
Beragam Ulasan/Testimoni/review di blog, situs jalan-jalan, serta rating di berbagai portal tarvel akan menjadi sangat penting bagi pelancong dari seluruh dunia.
Saat ini sudah menjadi kebiasaan pelancong mencari informasi jauh-jauh hari sebelum keberangkatan, browsing di mesin pencari ataupu social media untuk menentukan destinasi wisata, mencari hotel, spot spot seru yang bisa dikunjungi, makanan lokal yang akan dicoba, suvenir yang akan dibeli, atraksi wisata dll.
…yang semua informasinya dipercaya dan sangat mempengaruhi keputusan para traveler. Tidak heran kalau hotel berkelas pun bisa merosot penjualannya sebab reputasi yang jelek di jagat maya.
Bagi pemilik tempat wisata yang menyadari betul pentingnya review di TripAdvisor dan reputasi di mesin pencari terhadap penjualan yang dihasilkan. Mereka telah dan akan sangat menjaga, serta memantau review yang ada di sana.
Bahkan siap berinvestasi budget khusus untuk membangun persepsi positif.
Pemilik tempat wisata mesti sangat hati-hati, jangan sibuk berpromosi tapi mengabaikan review konsumen yang ada di berbagai website tentang produk atau layanan yang dimiliki. Terlebih mengabaikan review negatif.
Ingat! Konsumen sangat memperhatikan berbagai review ini.
Bisnis Subtitute Services And Products
Sadar ataupun gagal disadari pelaku bisnis travel, keberadaan bisnis subtitute semacam AirBnB, Grab rental, hingga Go-Jek secara perlahan namun pasti sudah menggerus pelaku bisnis travel wisata yang selama ini duduk nyaman di tahta nya. Simak beberapa data yang didapat DailySocial
- Hotel-hotel mulai gerah, karena keberadaan AirBnB, di Bali permintaan hotel sudah turun sampai 35%.
- Uber dan Go-Jek mulai menggantikan rental mobil dan motor sebagai alat transportasi para pelancong.
- Tour Agent semacam KAHA Tour yang sangat besar, sekarang pasarnya dilibas oleh Traveloka.
- Sky Scanner pun membangun fitur baru Facebook messanger Bot yang mampu menggantikan fungsi travel agent, dalam memberikan rekomendasi rute perjalanan.
6 Tips Strategi Marketing Bisnis Tour & Travel
Agar bisa berkembang atau minimal bertahan sambil coba beradaptasi anda memerlukan strategi marketing online. Jadi agar tetap relevan, Anda perlu masuk ke digital dan membangun website yang aktif bukan ASAL EKSIS.
Sebab memiliki website hanyalah langkah awal. website kita tidak ada artinya jika tidak ada yang datang berkunjung. Karena tidak ada pengunjung berarti tidak ada pembeli. Tanpa adanya transaksi dan pembeli bisnis akan cepat mati.
Pertama pemilik bisnis travel wisata perlu untuk berinteraksi dan merespon
Kedua membuat bisnis Anda ramah ke generasi milenial dengan misalnya bisa pesan via online dll dan strategi lainnya,
Ketiga Anda harus mampu memberikan nilai tambah yang tidak bisa dilakukan oleh produk substitusi.
Keempat, Update website secara rutin dengan konten yang bermanfaat untuk pengunjung. Artikel bisa berupa tips atau informasi singkat yang diselipkan dengan materi promosi.
Kelima, Melakukan optimasi SEO dan SEM serta Social Media untuk membangun ataupun mempertahankan persepsi positif.
Keenam, Promosi rutin pada jaringan sosial media yang kita miliki ataupun bekerja sama dengan Buzzer. Anda bisa memanfaatkan jasa digital agency untuk mengelola ataupun langsung mengontak layanan terkait agar bisa bekerja sama dengan para Buzzer
Apabila keuntungan produk atau layanan Anda digerogoti pasarnya karena kehadiran digital. Kunci utamanya di era digital saat ini adalah kemampuan beradaptasi dan berinovasi dengan cepat.
Bagaimana, Apakah Anda sudah siap dengan gelombang industri kreatif digital ini?