Apakah Anda mengelola eCommerce dan merasa omsetnya segitu gitu aja? bisa jadi karna selama ini sejalan jalanya aja. Sudah membuat iklan tapi tidak dianalisa, bisa jadi karna itu. Makanya Anda perlu membuat sales funnel e-Commerce agar omset bisa meningkat 1000% bahkan lebih, Mau?
(Online) Sales funnel itu apa yah?..mungkin Anda sudah pernah dengar sebelumnya, tapi belum tau bentuknya seperti apa atau konsepnya seperti apa
Sales funnel e-commerce management secara teknis merupakan kunci terpenting untuk meningkatkan performa penjualan toko online (website). Jika Anda membangun sebuah funnel ini berarti Anda sedang memainkan seni dalam sebuah orchestra.
Yang perlu Anda pikirkan adalah mempertimbangkan dan menangani setiap instrument marketing untuk menciptakan keharmonisan. Jika sistemnya sudah harmonis maka peningkatan omset hanya tinggal menunggu waktu
Kebayangkan serunya!
Jadi online Sales funnel sesuai gambar diatas bisa kita buat definisi adalah suatau alur perjalanan bagaimana Anda mendapatkan penjualan atau sales, tahap demi tahap. Dimulai dari Anda mendapatkan traffic, mendapatkan/mengumpulkan kontak, mengubah kontak menjadi prospek, hingga beruju kucuran cash demi cash masuk ke kantong Anda.
Sudah ada banyak brand besar dan UKM yang melesatkan omsetnya lewat ikhtiar membangun stages sales funnel e-commerce.
Beberapa contoh suskes yang mengaplikasikan sales funnel E-commerce :
CrazyEgg
CrazyEgg merupakan online tool yang digunakan untuk mengetahui pola perilaku visitor Anda, pada spot mana mereka bermain main atau spot mana mereka meninggal web Anda.
CrazyEgg menggunakan sales funnel stages yang besar dan panjang. Sales funnel mereka dimulai dari konten blog, yang bisa diprediksi pengunjung datang melalui organic search visit (Google).
CrazyEgg menempatkan Call To Action (CTA) disetiap akhir post yang menggiring visitor menuju email list. Plus satu lagi slides CTA yang menuju produk CrazyEgg. Berikut alur sales funnel milik CrazyEgg.
1. Traffic (from referrals, organic, blog, dan ads)
2. Homepage (email and password required for next step)
3. Pricing
4. Checkout form
NETFLIX
Bagi yang suka streaming saya yakin Anda pasti kenal dengan NetFlix. Jika kamu sering atau pernah mengunjungi NetFlix maka Anda akan menyadari, website mereka menampilkan tampilan yang sederhana dengan tampilan background yang berubah ubah disesuaikan dengan movie yang sedang dipromokan. Berikut sales funnel dari Netflix
1. Homepage
Berbeda dengan CrazEgg yang mengandalkan blog konten, Netflix lebih mengandalkan Homepagenya. Disini Anda akan ditawarkan risk-free trial untuk calon konsumen.
Netflix langsung menjelaskan mengenali customer persona dari penggunanya yakni Consumer-on-budget. Kecenderungan konsumen jenis ini adalah takut terikat karenanya Netflix langsung menawarkan risk-free trial.
Karena bisnis yang sudah umum Netflix tidak menampilkan banyak teks copy.
2. Pricing Page
Menuju halaman pricing, Anda ditawarkan untuk mencoba layanan sebulan gratis, tapi secara default netflix menggiring Anda untuk memilih Premium plan.
3. Signup Page
4. Billing Page
Panduan Sederhana Membuat Sales Funnel Untuk Meningkatkan Sales 1000%+
Mau mencontok sukses sales funnel e-Commerce Seperti diatas? Berikut tahapan standard membuat Funnel E-commerce
Langkah 1: Mendapatkan visitor website
Objektif: membangun awareness dengan brand Anda sebagai bagian atas sales funnel yang membutuhkan traffic dan akuisisi. Dibagian ini ada baiknya Anda memulai paid traffic semacam Adwords sembari membangun online asset untuk organic traffic. Minimal selama satu hingga tiga bulan pertama.
Sebelum mulai mencari pengunjung, ada baiknya Anda menjawab beberapa pertanyaan berikut…
“Cara apa yang paling menarik untuk mendatangkan traffic dan awareness?” pisahkan cara yang paling efektif dan yang paling efisien.
“Hal apa yang paling menarik perhatian visitor untuk mengunjungi website Anda, menjadikan konten Anda bahan perbincangan dan bahkan merekomendasikan website Anda tanpa Anda harus membayar mereka?”
“Topik apa yang menjadi perhatian calon pengunjung untuk bisa Anda tanamkan menjadi online Asset di website Anda?”
Sebelum berinvestasi mendatangkan traffic, Anda bisa mempertimbangkan beberapa fakta berikut:
Viral traffic : low cost, very good ROI, butuh momentum yang pas
Direct traffic : low cost, best ROI, butuh branding yang sudah kuat
Email traffic : low cost, good ROI, butuh investasi mengumpulkan leads
Organic traffic : low cost, good ROI, butuh membangun online asset
Affiliate traffic : medium cost, good ROI, umumnya butuh membangun leads. Mirip dengan Email traffic
Paid traffic : high cost, ROI-nya tergantung efektifvitas iklan
Setiap channel traffic pasti membutuhkan totalitas dan kesabaran, karena itu ada baiknya sesuaikan dengan budget dan niat Anda.
Langkah 2: Mendapatkan Leads
Objektif: mengubah Cold traffic menjadi Hot Traffic
Traffic yang datang ditahap pertama tadi, tergolong sebagai Cold traffic karna baru sebatas angka angka. Sementara Hot traffic adalah traffic yang sudah anda lebih kenal. Ini boleh dibilang sebagai bagian yang cukup sulit.
Disini Anda harus mengumpulkan data data seperti nama, kontak, email, dan semacamnya. Tergantung dengan model bisnis Anda.
Pada tahap ini Anda bisa mencoba teknik email yang berbeda seperti exit survey atau pop-up dan membuat pesan automasi.
Setelah mendapatkan email bagaimana?
Langkah selanjutnya adalah membangun engagement untuk mendapatkan hasil conversion yang lebih baik. Anda bisa mencoba coba subject line yang berbeda beda, waktu pengiriman dan penawaran iklan mana yang memiliki conversion rate terbaik.
Pertanyaan:
“Informasi seperti apa perlu Anda sediakan untuk meyakinkan visitor berubah menjadi Leads?”
Langkah 3: Meyakinkan Leads
Objektif: sesuai judulnya, disini Anda perlu meyakinkan leads untuk kemudian menggiring mereka ke halaman produk Anda.
Beberapa pertanyaan terkait dengan sesi ini:
Cari HOT button, “Apa yang harus Anda lakukan supaya mereka segera mengambil action?” misalkan program Diskon, program charity, Infaq, dan lainnya“.
“Alasan apa saja yang membuat Leads memilih produk / jasa Anda selain kompetitor?” dan “Apa yang membuat mereka tidak melakukan pembelian?”
Langkah 4: CLOSING!
Objektif: Mengubah Hot Traffic menjadi pembeli
Kita semua tahu bahwa tingkat cart abandonment atau mengabaikan penawaran Anda memang cukup menyebalkan:
Menurut sebagian data empiris, 65% pembelanja online mengabaikan cart mereka. Selain Anda bisa mencoba beberapa design alternatif dari product pages untuk mengurangi jumlah cart abandonment, Anda juga bisa menggunakan exit pop up untuk ‘memaksa’ pembelanja yang masih ragu atau belum mengambil keputusan.
Pertanyaan:
“Bagaimana Anda bisa mengatasi ekspektasi customer?”
“ketahui Apa yang membuat mereka berhenti dan mengabaikan keranjang belanja?”
“Apakah ada pola khusus dari segmentasi pengunjung tertentu?”
Langkah 5: Membangun Profit jangka panjang untuk bisnis Anda
Jika Anda memiliki visi yang lebih maka, membangun profit jangka panjang harus Anda masukan sebagai target terakhir.
Objektif: Mengubah customer menjadi fans, Anda bisa megukurnya dengan NPS (Net Promoter Score) yang merupakan salah satu KPI yang diadopsi perusahaan besar semacam Apple, Google dan Adobe.
Pertanyaan yang perlu Anda evaluasi:
“Bagaimana cara Anda berbicara, bagaimana cara meminta rekomendasi kepada customer? seperti bahasa seperti apa yang Anda gunakan”
dan kemudian list… “tehnik apa saja yang perlu dilakukan untuk membangun repeat-buyer?”
Kesimpulannya Online Sales Funnel
Secara umum sales funnel stages bisa digolongkan menjadi 4 saja, dimulai dari Attract, Convert, Close, and Retain. The E-Commerce Sales Funnel (Simplified).
Setiap Online Sales Funnel berbeda dari setiap bisnis modelnya , terkadang cukup singkat terkadang butuh step yang panjang.
Utamakan tahap awal sebagai pondasi yang terus dibangun karna sebaik baiknya tahap ke 2 hingga ke 4, membangun awareness adalah nafas bisnis Anda. Tidak ada salahnya untuk membangun online Asset terlebih dahulu, misalnya dengan SEO service