Seperti halnya saat melakukan sholat, ada hal hal sunnah sebagai peningkat derajat dan kualitas kita sebagai manusia. Demikian pula dengan sunnah saat berwudhu ada perkara hal-hal yang jika dilakukan maka akan meningkatkan kualitas sebagai manusia serta ketakwaan kita jika ditanamkan. Seperti pratik wudhu yang sesuai sunnah berikut ini:
a. Membaca bismillah saat memulai wudhu
Imam Hambali menandaskan bahwa membaca bismillah sebelum memulai wudu adalah wajib. Dia merujuk argumennya berdasarkan keterangan sebagai berikut.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak disebut berwudu apabila tidak menyebut nama Allah atas wudunya.” (HR. Ibnu Majah, Abu Daud, dan Hakim)
Mayoritas ulama fikih berpendapat bahwa ungkapan Rasulullah SAW tersebut menunjukkan ketidaksempurnaan wudu, bukan tidak sahnya wudu. Orang yang membaca bismillah sebelum memulai wudu akan menambah kesempurnaan wudunya.
b. Membersihkan dua telapak tangan saat berwudhu.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang di antara kalian terjaga dari tempat tidurnya, hendaknya dia mencuci dua tangannya sebelum memasukkannya ke dalam bejana (tempat air) sebab seseorang di antara kalian tidak tahu di mana letak tangannya saat tidur.”
Maksud keterangan hadits tersebut adalah membersihkan dua telapak tangan sebelum memasukkan kedua tangan dalam bejana (tempat air).
c. Berkumur, Istinsyaq dan Istintsar ketika berwudhu.
Berkumur adalah memasukkan air ke dalam mulut. Istinsyaq adalah membersihkan hidung dengan cara menghirup air ke dalam hidung. Istintsar adalah menyemprotkan kembali air dari dalam hidung.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa diantara kalian sebelum berwudu berkumur-kumur, membersihkan hidung dengan hirupan air ke dalam hidung (istinsyaq), dan menyemprotkannya kembali keluar hidung (istintsar), dosa-dosanya berguguran sebagaimana tetesam air wudu yang jatuh ke bumi.” (HR Muslim)
d. Bersiwak saat berwudhu
Bersiwak adalah membersihkan gigi dengan siwak. Rasulullah SAW bersabda, “Andai tidak menjadikan beban berat bagiku umatku, niscaya aku perintahkan kepada mereka bersiwak setiap kali berwudu.” (HR Hakim, Malik, Syafi’I, dan Baihaqi)
e. Mengulang basuhan tiga kali saat berwudhu.
Hal itu merujuk kepada teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Beliau selalu mengulang sebanyak tiga kali.
f. Mengusap kepala satu kali.
Merujuk pada cara wudu Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi sebagai berikut.
Sesungguhnya. Apabila berwudu, Ali bin Abi Thalib mengusap kepalanya hanya sekali. Dia lalu berujar, ‘Inilah cara wudu Rasulullah SAW. Barangsiapa yang ingin mengetahui cara bersuci Rasulullah SAW, hendaknya dia melihat cara bersuci ini.’” (HR At Tirmidzi)
Akan tetapi, mayoritas ulama fikih berpendapat bahwa sunnah mengusap kepala adalah tiga kali.
g. Memperpanjang (memperlama) basuhan di wajah (ghurrah), tangan, dan kaki (tahjil).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, kelak pada hari Kiamat, umatku datang dengan wajah dan kaki serta tangan bersinar terang, bekas basuhan wudu”. (HR Al Bukhari dan Muslim)
h. Mendahulukan yang kanan.
Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW menyukai mendahulukan yang kanan dalam memakai sandal, menyisir rambut, dan bersuci (wudu).” (HR AL Bukhari dan Muslim)
Maksudnya adalah memulai amalan wudu dari bagian kanan; mendahulukan siraman tangan dan kaki kanan daripada tangan dan kaki kiri.
i. Mengusap daun telinga bagian luar dan dalam.
Abdullah bin Zaid berujar, “Aku melihat Rasulullah SAW berwudu. Beliau mengusap kedua daun telinganya dengan air baru yang berbeda dengan air yang digunakan untuk mengusap kepalanya.”(HR Hakim dan Baihaqi)
Dalam riwayat lain disebutkan, “Sesungguhnya, Rasulullah SAW mengusap kepala dan daun telinga dalam wudunya, baik telinga bagian dalam maupun bagian luar. Rasulullah SAW juga mengusap lubang telinganya.” (HR Abu Daud)
j. Menyela jari tangan saat berwudhu.
Abdullah bin Zaid menuturkan, “Ketika berwudu, Rasulullah SAW menyela jari tangannya seraya berujar, ‘Seperti inilah cara menyela jari tanganmu.”(HR Ahmad)
k. Membersihkan sela-sela jari kaki.
Masturd bin Syadad menuturkan, “Aku melihat Rasulullah SAW berwudu. Beliau membersihkan sela-sela jari kakinya.”
l. Memerhatikan tata pelaksanaan waktu.
Rasulullah SAW sangat menekankan keteraturan dalam melaksanakan tata tertib berwudu ini. Tujuannya adalah agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tertib wudu dan agar tidak ditingkahi tindakan yang tidak terkait dengan wudu.
m. Tidak berlebih-lebihan dalam pemakaian air.
Imam meriwayatkan, “Suatu ketika, datang seorang Badui (Arab Pedusunan) menemui Rasulullah SAW mengajari orang tersebut cara membasuh anggota wudu sebanyak tiga kali siraman. Rasulullah SAW lantas berujar, ‘Inilah cara berwudu. Barangsiapa yang menambahi cara ini, dia telah berbuat buruk dan aniaya.’”(HR Ahmad)
n. Mengucapkan dua kalimat syahadat dan doa sesudah wudu.
Rasulullah SAW bersabda, “Siapa di antara kalian berwudu dan dia membaguskan (menyempurnakan) wudunya, kemudian usai wudu, dia berucap, ‘Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,’ niscaya akan dibukakan delapan pintu surge baginya dan dia dipersilakan masukk dari pintu mana saja yang dia mau.” (HR Muslim)