BimaRistan asal mula Rumah sakit modern

7 Kelebihan Bima Ristan, Yang Menjadi Tantangan Rumah Sakit Modern

Jika sedikitnya Anda sudah mengenal BimaRistan yang legendaris itu, kini waktunya kita menambah ilmu yang sebenarnya menjadi tantangan berat bagi rumah sakit di era modern saat ini. Kenapa tantangan? Sebab dengan segala pesatnya kemajuan teknologi dan metode medis, ternyata rumah sakit modern belum satupun yang mampu mendekati tingginya standard BimaRistan di masa lalu.

Apa saja tantangan itu? semuanya adalah kelebihan sistem yang dimiliki Bima Ristan, diantaranya…

1. Serba Gratis, Bahkan Pulang Bawa Emas

Jika kamu memiliki sebuah buku karangan Dr Musthafa al-Siba’i dijelaskan pada era keemasan peradaban Islam, hampir semua rumah sakit atau tepatnya BimaRistan digratiskan bagi semua masyarakat, mulai dari si kaya ataupun miskin, mereka yang sedang safar (orang jauh) serta orang berpendidikan maupun tidak.

pengobatan di Bimaristan Gratis

 

Semua unsur yang melekat di BimaRistan mendapat perhatian penuh dari segi pelayanan, pakaian, makanan, sanitasi lingkungan, hingga pembekalan pascakesembuhan seperti misalnya kamu akan mendapatkan beberapa Dinar (bongkahan emas) karena kamu tidak bisa bekerja selama sakit alias harus dirawat. Sungguh sebuah hal yang menakjubkan, bukan?

Oh ya, perlu dicatat BimaRistan ini sebenarnya bukanlah produk era keemasan peradaban lho.

2. Manajemen perawatan pasien, yang diwariskan kepada bangsa modern saat ini

Bimaristan dibangun para ahli kedokteran Muslim sebagai pengganti kuil penyembuhan kuno. Bukan hanya melayani seluruh lapisan masyarakat, rumah sakit Islam pada masa itu juga merawat pasien dengan beragam jenis penyakit, termasuk penyakit lepra dan kebutaan. Beberapa konsep pengobatan modern pun sudah mulai diterapkan, seperti misalnya pasien ditangani oleh dokter spesialis untuk jenis penyakit tertentu.

Manajemen perawatan Bima Ristan, juga menerapkan pemisahan bangsal, seperti penderita penyakit menular dirawat di tempat yang berbeda dari pasien lainnya. Kemudian pasien laki-laki dan perempuan menempati bangsal terpisah. Kemudian, pelayanan dan pengobatan untuk pasien laki-laki juga dilakukan dokter laki-laki. Begitu pula sebaliknya untuk pasien perempuan. Model semacam ini sebenarnya hanya mengikuti konsep mahrom pada sistem syariat Islam.

RS Islam atau BimaRistan juga mewarisi sistem cara menyimpan data pasien dan rekam medisnya. Konsep yang hingga kini digunakan Rumah sakit modern yang ada di seluruh dunia. Bersamaan dengan sistem cara penyimpanan data pasien di era ketika Islam memimpin dunia tersebut ilmu farmasi dan profesi apoteker berkembang menjadi ilmu dan profesi terkemuka.

3. Mengajarkan Toleransi Tinggi pada Bangsa Barat

Pada era peradaban Islam memimpin dunia, rumah sakit yang tersebar di kawasan Muslim memiliki karakteristik yang khas. Di antaranya, BimaRistan melayani semua orang tanpa membedakan warna kulit, agama, serta strata sosial. Yang dari sini lah peradaban barat dan Asia belajar mengenal Toleransi. Hal tersebut dituliskan Nigel Shanks dalam artikelnya berjudul “Arabian Medicine in The Middle Ages, Journal of the Royal Society of Medicine” yang terbit pada 1984.

Bentuk kebhinekaan alias Toleransi juga tampak dari meski berbeda agama, semua dokter dan pegawai Bimaristan dapat bekerja sama dengan baik untuk satu tujuan, yakni melayani para pasien dalam satu naungan Sistem syari’at Islam.

Di BimaRistan juga diterapkan standard pelayanan yang tinggi seperti tidak adanya persyarakat tertentu dan pembayaran. Tak ada pasien yang ditolak untuk dirawat dan berobat. Semua pelayanan di BimaRistan dilakukan dengan mengharap keridhaan Sang Pencipta, Allah SWT. Lagi-lagi, Islam mewariskan peradaban yang lebih dulu unggul dan maju dibanding Barat. Bahkan (hingga saat ini) standardnya belum pernah disamai oleh Rumah Sakit modern manapun.

4. Kode Etik Pengobatan, Dimulai Disini

Di sekitar Abad Pertengahan BimaRistan (rumah sakit Islam) dibangun dan dilindungi oleh khalifah, sultan, atau wazir. Sedangkan, untuk kelancaran proses pengobatan, terdapat muhasib serta lembaga hisbah. Muhasib adalah orang atau lembaga yang ditunjuk oleh khalifah untuk menjaga masyarakat dari transaksi yang merugikan, termasuk juga pelayanan kesehatan yang tidak adil.

Selain itu, peran lembaga hisbah bertugas mengelola hubungan antara pasien, dokter, dan apoteker. Dengan kata lain, merekalah yang berkewajiban membuat kode etik rumah sakit dan sekaligus yang mengawasi.

5. Ibadah Sebagai Kunci

BimaRistan sangat fokus pada pasokan air dan kebersihan kamar mandi. Alasannya adalah dalam kondisi sehat ataupun sakit, bagia sang pasien shalat tetap merupakan sebuah kewajiban. Meskipun begitu, orang yang sakit mendapat keringanan dalam melaksanakan shalat berdasarkan kemampuan fisiknya. Fattaqullaha-mas tato’tum (bertakwalah kepada Allah semampumu)

6. Professionalitas Tenaga Medis

Tenaga medis yang dipekerjakan di BimaRistan diwajibkan memenuhi syarat, yakni hanya mereka yang berkualitas dan telah menguasai ilmu kedokteran. Misalnya Khalifah Al-Muqtadir dari Dinasti Abbasiyah sangat memperdulikan kualitas dokter yang bertugas di Bima Ristan. Untuk memastikan semua dokter memiliki standard, khalifah memerintahkan kepala dokter istana, Sinan bin Tsabit, untuk menyeleksi sekitar 860 dokter yang ada di seantero Baghdad.

7. Regenerasi tenaga Medis

BimaRistan asal mula Rumah sakit modern

BimaRIstan pada zaman kekhalifahan bukan hanya sekedar tempat merawat dan mengobati orang sakit. BimaRistan juga berfungsi sebagai tempat menempa mahasiswa kedokteran, sekaligus tempat pertukaran ilmu kedokteran, dan pusat pengembangan metode dunia kesehatan dan kedokteran secara keseluruhan. Kalau kamu perhatikan, program regenerasi ini juga dicontek di era rumah sakit modern.

BimaRistan besar dan terkemuka biasanya dilengkapi dengan perpustakaan mewah dengan memiliki barisan koleksi buku-buku terbaru. Selain itu, RS Islam/BimaRistan era kekhalifahan juga dilengkapi ruang auditorium untuk pertemuan sekaligus perkuliahan. Di kompleks BimaRistan juga berdiri sejumlah mess atau hunian untuk mahasiswa kedokteran serta staf RS.

Bisakah budaya yang (ngakunya) Modern saat ini mengulang keberkahan, keadilan, kelembutan yang pernah ditawarkan Bima Ristan?

Leave a Comment

Saya Baru Aja Dapat Ilmu MAHAL, Kebayang Kalau Bocor Ke Orang. Kamu Mau?