Kasus buvanest spinal yang terjadi sekitar dua bulan lalu, disekitar pertengahan febuari kemarin membuat saya belajar banyak hikmah. Meskipun ngak ada keterlibatan langsung, tapi orang tua saya dokter – klien saya klikdokter ( eks group kalbe farma ) – hebohnya berita si ‘obat bisu’ padahal belum jelas hasil analisanya dan tentunya mengingatkan ‘mati itu lewat berbagai cara’ meskipun (katanya) sudah sesuai SOP.
Usut Obat Injeksi Kalbe
PT Kalbe farma yang notabene nya selaku produsen bisa dikenai sanksi pidana, sebab beberapa pekan lalu, Rielda Amanda meninggal di RS Siloam Tangerang setelah melahirkan putrinya, Alfathunnissa Nathania Arfand, melalui operasi caesar. Terindikasi adanya kesalahan pada obat bius yang di supply Kalbe, Rielda tewas karena anestesi yang masuk ke tubuhnya bukan Buvanest Spinal, melainkan asam Tranexmat.
Obat produksi PT Kalbe Farma yang digunakan RS Siloam, diduga bukan berisi bupivacaine yang fungsinya untuk pembiusan, tapi justru asam traneksamat yang bekerja untuk mengurangi pendarahan.
Selektif Menerima Informasi dari BPOM
Wahai orang-orang yang Beriman, apabila datang seorang fasiq dengan membawa suatu informasi maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum karena suatu kebodohan, sehingga kalian menyesali perbuatan yang telah kalian lakukan (al-Hujurat:6)
Pentingnya menseleksi informasi dan tentunya bukan berlaku bagi seorang muslim saja tapi juga diterapkan secara global. Menariknya dari kasus Buvanest milik kalbe ini adalah adanya klaim dari BPOM. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan, PT Kalbe Farma Tbk belum 100 persen menerapkan prosedur Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Sementara itu “Memang ada ketidaksesuaian label dalam sampel yang diterima dari rumah sakit. Namun dalam retain sampel yang kami miliki tidak ditemukan ketidaksesuaian,” menurut Head of External Comunications PT Kalbe Farma Hari Nugroho.
Yang unik indikasi tewasnya pasien karena “obat bius” hanya terjadi di RS Siloam, padahal Bunavest spinal diproduksi secara massal oleh kalbe yang tentunya di distribusikan ke banyak rumah sakit sejak lama.